Senin, 28 November 2011

CONTOH SURAT PERJANJIAN JUAL BELI TANAH


SURAT PERJANJIAN JUAL BELI TANAH


Yang bertanda tangan di bawah ini :
1.nama : Ida Bagus Made Suastana
pekerjaan :  wiraswasta
alamat : jalan Dewata I nomor 12, Denpasar
selaku pihak kesatu, selanjtna di sebut PENJUAL, dan
2.nama : Mohammad Birrul Walidaen
pekerjaan : wiraswasta
alamat : jalan bedahulu XII no 17, Denpasar
selaku pihak kedua, selanjutnya di sebut PEMBELI 
dengan ini menerangkan telah mufakat sebagai berikut.

          Pasal 1
PENJUAL menjual kepada PEMBELI, sebagaimana PEMBELI membeli dari PENJUAL sebidang tanah yang terletak di Denpasar. Terkenal sebagai jalan Tukad Badung nomor 15 Denpasar yang benar benar di ketahui oleh pembeli.
        Pasal 2
Dalam jual beli ini termasuk pula penyerahan CQ penerimaan hak milik PENJUAL atas tanah tersebut dalam pasal 1 yaitu: Persil nomor 234/BPN/VI/2009 yang terdiri atas bidang tanah, dengan luas 200m, sertifikat nomor 456/BPN/XI/2009.

Pasal 3
Perjanjin jual beli ini diadakan untuk harga Rp 500.000.000, jumlah tersebut akan dibayar oleh PEMBELI kepada PENJUAL pada waktu penandatanganan perjanjian ini, dengan di beri tanda penerimaan tersendiri.
Pasal 4
Segla tunggakan pajak dan lain lain sampai saat penyerahan tetap merupakan tanggung jawab PENJUAL.

Pasal 5
PENJUAL menjamin kepada PEMBELI bahwa tanah tersebut tidak di berati dngan hal hal lainnya yang berifat hak benda, dan oleh krena itu PENJUAL akan melepaskan PEMBELI dari segala tuntutan yang bersangkutan dengan hal itu.
Pasal 6
Pembalikan nama (persil) yang di pesonalkan dalm perjanjian ini atas nama PEMBELI akan diselenggarakan oleh PEMBELI, dengan segala ogkos berkaitan engan balik nama itu serta perjanjian ini seperti bea balik nama, bea materai, akan dibayar dan menjadi beban PEMBELI.
Pasal 7
Dimana ada sejauh perlu PENJUAL dengan ini memberi kuasa yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini, an dengan hak substitusi, kepada PEMBELI untuk mengurus perizinan jika ada C.Q pembalikan nama yang bersangkutan atas nama PENJUAL.
Pasal 8
Kedua pihak berjaji tidak akan membawa suatu perselisihan ke muka pengadilan sebelumnya diusahakan sekeras kerasnya untuk menyelesaikan perselisihan secara damai.
Pasal penutup
Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap dua, yakni kedua duanya mempunyai kekuatan yang sama.


Pihak kedua                                                                    Pihak pertama
                                                                                          



Birrul Walidaen M                                                        Ida Bagus Made Suastana



Saksi saksi:
1.      Bapak Weda (             )
2.      Bapak Bagas (             )



Notaris

Ricky Narinda SH


Kamis, 03 November 2011

Dampak negatif lebih mementingkan pacar

DAMPAK NEGATIF LEBIH MEMENTINGKAN PACAR:
-        >SUKA BENGONG SENDIRI DI SEMBARANG TEMPAT
-         >JAUH DARI TEMAN
-         >GAIRAH UNTUK HIDUP BERKURANG
-         >SENSITIVE

TAPI, SEMUA ITU BISA BISA DI ATASI DENGAN:
-         >MENIKMATI HIDUP APA ADANYA
-         >LEBIH DEKAT DENGAN TEMAN TEMAN ATAU SAHABAT
-         >LAKUKAN SEMUA HAL SESUKA HATI
-         >BERUSAHA TETAP TERSENYUM WALAUPUN ADA MASALAH
-         >JANGAN MAU DI ATUR SAMA CEWEK


CONTOH:
ERICK SEBELUMNYA...   
#Ini adalah teman kami, Erick. Dia adalah seorang yang baik, namun karena kebaikannya, sampai sampai ia pun mau diatur oleh pacarnya, sehingga ia depresi, sering bengong dan menyendiri jauh dari keramaian.
# namun, setelah dia mendengar nasihat dari teman teman semua, ia belajar untuk mengikuti semua nasihat tersebut, dan inilah hasilnya, kini dia menjadi lebih ceria dan menikmati semua kegiatan bersama teman temannya.
 ERICK SETELAHNYA..
*He he he... semoga bemanfaat bagi kalian yang mempunyai masalah seperti ini..

Rabu, 02 November 2011

naskah drama singkat bahasa inggris

RABBIT AND TURTLE
          In a forest, there is a rabbit that arogant. He likes to to taunt other animals that we are weaker. Other animals such as turtles, snails, ants and other small animals nobody likes arogant in rabbit.
One day, the rabbit met a lot of other animals
Rabbit : hey you, where are u going??
Ant : we want to go to see our friend is sick.
Snail : yes, so we qickly rush.
Rabbit : haaaaaaa,,, quickly??
Snails : yes,, why??
Rabbit : running really slow like this??
Ants : ahhh,, so proud you’re rabbit. Come on, let him, “snails” let’s go.
Rabbit : ha ha ha, the running is like this. (by running very past)
Snails : ah, proud of him, i hope he get a reply. Let us cotinue our jurney aunt.
                They continued their journey
                The next day, the raabbit runs arrogantly looking for a week opponent being mocked by the rabbit. Incidentally he met with the turtoise.
Rabbit : hey the turtle, the slow, you dont run jurt the way... so, let me past.
Turtle : let the rabbit,, is a slow past. Yhe important thing i gotsafety to my destination,  rather. Than qickly later fell and injured.
Rabbit : hey turtle, how if we have a contest run. If you can win, i’ll give you whatever you ask for a gift.
Turtle : well rabit,  how could i compete with you, you run and jump qickly, while i go step by step, carrying my heavy house.
Rabbit : no way, you cant not resist this challenge. Anyway, tomorrow morning i,m waiting for u under the palm tree. I’ll call the wolf to be referee,  and also called the snail, aunt and the other animals.
                The turtoise could only stare silenty. In his heart said, “ how can i possible beat the rabbit??”
                The next day, rabbit was waiting proudly under the tree. Mw. Wolf also has come to be a referee. Ants, snails and other animals had already come to watch them.
Wolves : the rules are like this, you start from the line over  there under the mango tree. Can you see??
Rabbit : yes, i saw it.
Turtle : yes, i also saw it.
Ant : let turtles, rabbit beat the cocky.
Rabbit : ha ha ha, i would be winner.
Snail : huh,, very arogant.
Wolves : well,  now we start. Getting ready, one, two, three. Go,,,,,,
                Rabbits were immediately sped away leaving the turtles run.
Rabbit : hey turtle,, come on run, i’m waiting you there (turtle shouted from a distance as he ran streaking away leaving turtle)
                Rabbit sitting around and singing. The wnd than blows softly and cool, making the rabbit became drowsy, and, soon fell asleep. Slowly but surely the turtle move mighty. Qiuetly he passed pacefully. A few more steps he will reach the finish.
Ants : see, it’s turtle.
Snail : let turtle, ihope you win.
                How shocked he was when he saw the turtoise has almost reached the finish. Hard he ran and jumped to catch the turtoise. But i was to late, turtoise food had touched the finishh line and Mr. Wolf has decided that the winner is THE TURTOISE. The arrogant hare paused as if not believing that the could fall asleep.
Wolves : so, the winner is the turtle......
Snail : hey bunny, now you’ve lose. Would you still be proud??
Rabbit : okay,, i’ll keep my promise turtle. Now, what is your request?
Turtle : i ask you don’t be arogant again and you should not taunt  other animals.
Rabbit : ok. I have receive, from now on i will not cooky anymore. And i would oppreciate other animals. I’m sorry.
Turtle : well, we fogive you. Now we are friend.
                And from that time, the rabbit turn into good and not cocky anymore. And they are became friend.

Name :
Birrul Walidaen M
Balarama Dwipayana
Ria Anggraini Kusuma Ayu
Agus Setiawan
Joni Antara
Sudarmini

# SMA P KERTHA WISATA DENPASAR

Sinopsis Novel Siti Nurbaya


SINOPSIS NOVEL SITI NURBAYA









Moh Birrul Walidaen
XI IPA
SMA KERTHA WISATA DENPASAR



Sutan Mahmud Syah termasuk salah seorang bangsawan yang cukup terkenal di Padang. Penghulu yang sangat disegani dan dihormati penduduk disekitarnya itu, mempunyai putra bernama Samsulbahri, anak tunggal yang berbudi dan berprilaku baik. Bersebelahan dengan rumah Sutan Mahmud Syah, tinggal seorang Saudagar kaya bernama Baginda Sulaiman. Putrinya, Sitti Nurbaya, juga merupakan anak tunggal keluarga kaya-raya itu.
Sebagaimana umumnya kehidupan bertetangga, hubungan antara keluarga Sutan Mahmud Syah dan keluarga Baginda Sulaiman, berjalan dengan baik. Begitu pula hubungan Samsulbahri dan Sitti Nurbaya. Sejak anak-anak sampai usia mereka menginjak remaja, persahabatan mereka makin erat. Apalagi, keduanya belajar di sekolah yang sama. Hubungan kedua remaja itu berkembang menjadi hubungan cinta. Perasaan tersebut baru mereka sadari ketika Samsulbahri akan berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya.
Sementara itu, Datuk Meringgih, salah seorang saudagar kaya di Padang, berusaha untuk menjatuhkan kedudukan Baginda Sulaiman. Ia menganggap Baginda Sulaiman sebagai saingannya yang harus disingkirkan, di samping rasa iri hatinya melihat harta kekayaan ayah Sitti Nurbaya itu. “Aku sesungguhnya tidak senang melihat perniagan Baginda Sulaiman, makin hari makin bertambah maju, sehingga berani ia bersaing dengan aku. Oleh sebab itu, hendaklah ia dijatuhkan,” demikian Datuk Meringgih berkata. Ia kemudian menyuruh anak buahnya untuk membakar dan menghancurkan bangunan, toko-toko, dan semua harta kekayaan Baginda Sulaiman.
Akal busuk Datuk Meringgih berhasil. Baginda Sulaiman kini jatuh miskin. Namun, sejauh itu, ia belum menyadari bahwa sesungguhnya, kejatuhannya akibat perbuatan licik Datuk Meringgih. Oleh karena itu, tanpa prasangka apa-apa, ia meminjam uang kepada orang yang sebenarnya akan mencelakakan Baginda Sulaiman.
Bagi Datuk Meringgih kedatangan Baginda Sulaiman itu ibarat “Pucuk dicinta ulam tiba”, karena memang hal itulah yang diharapkannya. Rentenir kikir yang tamak dan licik itu, kemudian meminjamkan uang kepada Baginda Sulaiman dengan syarat harus dapat dilunasi dalam waktu tiga bulan. Pada saat yang telah ditetapkan, Datuk Meringgih pun datang menagih janji.
Malang bagi Baginda Sulaiman. Ia tak dapat melunasi utangnya. Tentu saja Datuk Meringgih tidak mau rugi. Tanpa belas kasihan, ia akan mengancam akan memenjarakan Baginda Sulaiman jika utangnya tidak segera dilunasi, kecuali apabila Sitti Nurbaya diserahkan untuk dijadikan istri mudanya.
Baginda Sulaiman tentu saja tidak mau putri tunggalnya menjadi korban lelaki hidung belang itu walaupun sbenarnya ia tak dapat berbuat apa-apa. Maka, ketika ia sadar bahwa dirinya tak sanggup untuk membayar utangnya, ia pasrah saja digiring polisi dan siap menjalsni hukuman. Pada saat itulah, Sitti Nurbaya keluar dari kamarnya dan menyatakan bersedia menjadi istri Datuk Meringgih asalkan ayahnya tidak dipenjarakan. Suatu putusan yang kelak akan menceburkan Sitti Nurbaya pada penderitaan yang berkepanjangan.
Samsulbahri, mendengar peristiwa yang menimpa diri kekasihnya itu lewat surat Sitti Nurbaya, juga ikut prihatin. Cintanya kepada Sitti Nurbaya tidak mudah begitu saja ia lupakan. Oleh karena itu, ketika liburan, ia pulang ke Padang, dan menyempatkan diri menengok Baginda Sulaiman yang sedang sakit. Kebetulan pula, Sitti Nurbaya pada saat yang sama sedang menjenguk ayahnya. Tanpa sengaja, keduanya pun bertemu lalu saling menceritakan pengalaman masing-masing.
Ketika mereka sedang asyik mengobrol, datanglah Datuk Meringgih. Sifat Meringgih yang culas dan selalu berprasangka itu, tentu saja menyangka kedua orang itu telah melakukan perbuatan yang tidak pantas. Samsulbahri yang tidak merasa tidak melakukan hal yang tidak patut, berusaha membela diri dari tuduhan keji itu. Pertengkaran pun tak dapat dihindarkan.
Pada saat pertengkaran terjadi, ayah Sitti Nurbaya berusaha datang ke tempat kejadian. Namun, karena kondisinya yang kurang sehat, ia jatuh dari tangga hingga menemui ajalnya.
Ternyata ekor perkelahian itu tak hanya sampai di situ. Ayah Samsulbahri yang merasa malu atas tuduhan yang ditimpakan kepada anaknya,s kemudian mengusir Samsulbahri. Pemuda itu terpaksa kembali ke Jakarta. Sementara Sitti Nurbaya, sejak ayahnya meninggal merasa dirinya telah bebas dan tidak perlu lagi tunduk dan patuh kepada Datuk Meringgih. Sejak saat itu ia tinggal menumpang bersama salah seorang familinya yang bernama Aminah.
Sekali waktu, Sitti Nurbaya bermaksud menyusul kekasihnya ke Jakarta. Namun, akibat tipu muslihat dan akal licik Datuk Meringgih yang menuduhnya telah mencuri harta perhiasan bekas suaminya itu, Sitti Nurbaya terpaksa kembali ke Padang. Oleh karena Sitti Nurbaya tidak bersalah, akhirnya ia bebas dari tuduhan. Namun, Datuk Meringgih masih juga belum puas. Ia kemudian menyuruh seseorang untuk meracun Sitti Nurbaya. Kali ini, perbuatannya berhasil. Sitti Nurbaya meninggal karena keracunan.
Rupanya, berita kematian Sitti Nurbaya membuat sedih ibu Samsulbahri. Ia kemudian jatuh sakit, dan tidak berapa lama kemudian meninggal dunia.
Berita kematian Sitti Nurbaya dan ibu Samsulbahri, sampai juga ke Jakarta. Samsulbahri yang merasa amat berduka, mula-mula mencoba bunuh diri. Beruntung, temannya, Arifin, dapat menggagalkan tindakan nekat Samsulbahri. Namun, lain lagi berita yang sampai ke Padang. Di kota ini, Samsulbahri dikabarkan telah meninggal dunia.
Sepuluh tahun berlalu. Samsulbahri kini telah menjadi serdadu kompeni dengan pangkat letnan. Ia juga sekarang lebih dikenal dengan nama Letnan Mas. Sebenarnya, ia menjadi serdadu kompeni bukan karena ia ingin mengabdi kepada kompeni, melainkan terdorong oleh rasa frustasinya mendengar orang-orang yang dicintainya telah meninggal. Oleh karena itu, ia sempat bimbang juga ketika mendapat tugas harus memimpin pasukannya memadamkan pemberontakan yang terjadi di Padang. Bagaimanapun, ia tak dapat begitu saja melupakan tanah leluhurnya itu. Ternyata pemberontakan yang terjadi di Padang itu didalangi oleh Datuk Meringgih.
Dalam pertempuran melawan pemberontak itu, Letnan Mas mendapat perlawanan cukup sengit. Namun, akhirnya ia berhasil menumpasnya, termasuk juga menembak Datuk Meringgih, hingga dalang pemberontak itu tewas. Namun, Letnan Mas luka parah terkena sabetan pedang Datuk Meringgih.
Rupanya, kepala Letnan Mas yang terluka itu, cukup parah. Ia terpaksa dirawat dirumah sakit. Pada saat itulah timbul keinginan Letnan Mas untuk berjumpa dengan ayahnya. Ternyata, pertemuan yang mengharukan antara “Si anak yang hilang” dan ayahnya itu merupakan pertemuan terakhir sekaligus akhir hayat kedua orang itu. Oleh karena setelah Letnan Mas menyatakan bahwa ia Samsulbahri, ia mengembuskan napas di depan ayahnya sendiri. Adapun Sutan Mahmud Syah, begitu tahu bahwa Samsulbahri yang dikiranya telah meninggal beberapa tahun lamanya tiba-tiba kini tergolek kaku menjadi mayat akhirnya pun meninggal dunia pada keesokan harinya.